Jumat, 01 April 2011

Bising Kurasa Ketika…

Ini bukan sebuah sajak ataupun bait cinta..
Bukan sebuah puisi agar kau dapat mengenang..
Dariku yang hanya semata wayang, wahai engkau..

Oh..aku hanya mencoba tuk mengerti..dan terus mengerti..!
Kini cukup sudah aku tersakiti..!

Tak cukup mngenalmu berhari-hari, berbulan-bulan..bahkan seabad lamanya..

Aku bukan stimulan, bukan motivator juga dahan yang selalu menopang dan memberikanmu batu loncatan..
Akupun butuh dimengerti, karena aku hanya seorang manusia dengan seongok daging yang tak lagi utuh..

Bukan ku tak ingin terus bertahan..tapi, mungkin aku tak cukup dewasa akan hal ini..sehingga tak bisa mengenalmu lebih jauh..
Bukan pula aku menafikan kasihmu…tak mungkin!! Karena akupun merasakannya..
Ah, aku tak mau menduga dan berprasangka..

Aku memang setitik ibarat yang lain dimatamu..walau hanya sekilas, kau tak kan mengenalku..
Kau tau? Aku mencari dengan rasa, mengayuh dengan cita..hingga ku terbaring dan ku akhiri dengan duka..pedulikah!

Sengaja aku tulis dengan sederhana agar kau dapat membaca serta mengerti suatu saat…bahwa dahulu aku mencari ketenangan bersamamu..

Pahamilah..kau mengajarkanku bahasa, sastra, serta rangkaian kata dan angka.
Hingga membentuk siluet senja yang penuh warna merona..
Ah, indah sekali bukan..
Jika aku rasa dan merasa-rasa..aku menikmatinya walau sekejap..

Huft..
Tapi aku hanyalah buah yang belum masak dan masih kuncup belum berkembang..
Seorang dungu yang tak mengerti antara rasa, suka dan cinta..
Sesaat!!
Aku melihat keraguan..dan aku tak membutuhkannya..
Aku tak mencari keraguan..
mungkin betul kata gibran..."Jarak hanyalah rentangan khayalan rasa yang menjelma jadi irama dalam jiwa"
Kau hanya takut tak terjembatani oleh penglihatan dan pendengaranmu..
Entah kapan aku bisa buatmu paham dan mengerti..
Sudahlah..biar senja kelabu yang memendamnya..

Sekarang..tinggalkan aku sendiri..
“Abah Rindu”, 19 januari 2010

Tidak ada komentar:

Posting Komentar